Share It  Berita Terkini, Unik & Menarik

Soal Larangan Ambil Foto Atau Video Publik di Jepang, Apa Kata Pakar Budaya?

Inspirasi 4 Months, 2 Days ago
Mengambil foto dan merekam video menjadi aktivitas yang dilakukan turis atau warga asing saat berkunjung ke negara mana pun, termasuk Jepang. Umumnya, mereka akan memotret bangunan di Negara Sakura tersebut, suasana, pemandangan, serta orang-orang yang ada di sekitarnya.

Namun, salah satu warganet, mengingatkan warganet lain bahwa masyarakat Jepang dikenal sangat ketat menjaga privasinya. Hal tersebut membuat mereka tidak mau direkam sembarangan oleh orang asing. Hal tersebut diungkapkan di akun Twitter ini, Sabtu (29/7/2023). Di mana warganet mengomentari video yang merekam masyarakat Jepang saat berjalan kaki.

"Udah ijin orangnya belum itu? Orang Jepang sangat aware soal konten2 asal rekam gini loh," katanya. Hingga Senin (30/7/2023), unggahan tersebut tayang sebanyak 1,6 kali dan disukai 714 pengguna Twitter. Lantas, bagamaina aturan mengambil foto dan video di Jepang?


Sumber foto: pexels.com



Penjelasan pakar

Dosen Prodi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Inu Isnaeni Sidiq mengungkapkan bahwa masyarakat Jepang sangat menghargai privasi seseorang. "Tindakan tidak mengambil foto atau video yang mungkin memperlihatkan orang lain atau barang milik orang lain yang dapat memungkinkan seseorang teridentifikasi identitasnya adalah sesuatu hal yang dianggap sebagai common sense (kewajaran) oleh masyarakat Jepang," jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (30/7/2023).

Menurut Inu, masyarakat Jepang tidak menyukai foto atau video yang menunjukkan identitas mereka diambil. Hal tersebut juga berlaku jika foto atau video yang diambil menujukkan pelat nomor mobil, nomor rumah, dan sebagainya. "Sebetulnya mereka lazimnya tidak akan memperlihatkan atau membagikan informasi pribadi di muka umum," lanjut Inu.

Inu menambahkan, privasi ini yang kemudian membuat masyarakat Jepang lebih menyukai aplikasi Twitter daripada Facebook. Ini karena media sosial tersebut sejak awal membolehkan penggunanya tidak membagikan informasi pribadi secara terbuka. Meski begitu, menurutnya, sebagian orang Jepang mulai membuka privasi mereka menyesuaikan dengan kemajuan media sosial. Mereka mau memonetisasi sekeliling mereka demi kepentingan komersial sebagai kreator konten.


Sumber foto: pexels.com

Privasi anak

Terpisah, dosen Prodi Sastra Jepang FIB Universitas Brawijaya Malang, Ni Made Savitri menyatakan bahwa masyarakat Jepang menghindari publikasi konten yang menunjukkan anak-anak. "Perihal soal foto, yang saya tahu sebisa mungkin tidak mempublikasikan foto anak-anak di publik, terutama jika tanpa izin dari orang tuanya," ujar dia kepada Kompas.com, Minggu (30/7/2023).

Menurut Made, ia pernah diminta untuk tidak menampilkan wajah anak-anak saat mengunggah foto di media sosial ketika ia berkunjung ke sekolah di Jepang. Ia menyebut, hal ini dilakukan untuk menghindari tindakan kejahatan yang mengincar anak-anak. 

Aturan ambil foto dan video di Jepang 

Diberitakan The Japan Times (25/1/2015), tidak ada larangan pasti mengenai pengambilan foto dan video di negara tersebut. Ini karena kebebasan berekspresi dijamin oleh Pasal 21 Konstitusi. Pengambilan foto dan video termasuk cara seseorang mengekspresikan ide sehingga dilindungi konstitusi.

Meski begitu, warga di sana berhak untuk tidak mau difoto atau difilmkan meskipun tanpa alasan kuat. Ini sesuai dengan hak potret yang diatur dalam Pasal 13 Konstitusi bahwa negara menjamin warganya untuk hidup, bebas, dan mengejar kebahagiaan.

Fotografi yang dilarang di Jepang Sementara itu, ada beberapa situasi di mana pengambilan foto dan video dibatasi di Jepang. Kementerian Luar Negeri Jepang mengimbau agar warga berhati-hati supaya tidak memotret fasilitas militer maupun fasilitas pemerintahan. Orang yang ingin mengambil foto dan video juga perlu memperhatikan tanda larangan fotografi di suatu tempat.

Dikutip dari Utaten (19/5/2020), penonton pertunjukan langsung seperti acara konser musik juga dilarang merekam aksi penyanyi yang ia tonton karena ada tuntutan hak cipta dan hak potret. Selain itu, fotografi dan perekaman di ruang sidang pengadilan juga tidak dapat dilakukan tanpa izin karena dapat menjadi sarana untuk menekan terdakwa atau saksi maupun mengganggu ketertiban sidang.

Jepang membolehkan fotografi di bagian luar kuil maupun penggunaan drone selain di bandara atau tempat ramai, seperti diberitakan Asian Options (4/1/2021). Namun, transportasi umum biasanya akan memasang tanda larangan fotografi. Selain itu, dilansir dari From Japan (27/7/2020), Jepang melarang penggunaan tongkat selfie dan dilarang melakukan fotografi di dekat rumah penduduk yang masih berpenghuni.


Tags privasi inspirasi jepang ambil video ambil foto larangan

Baca Juga